Jumat, 04 Desember 2009

Proses Pembentukan Kota Denpasar



Pendahuluan

Denpasar pada mulanya merupakan pusat Kerajaan Badung,akhirnya pula tetap menjadi pusat pemerintahan Kabupaten Daerah Tingkat II Badung dan bahkan mulai tahun 1958 Denpasar dijadikan pula pusat pemerintahan bagi Propinsi Daerah Tingkat I Bali. Dengan Denpasar dijadikan pusat pemerintahan bagi Tingkat II Badung maupun Tingkat I Bali mengalami pertumbuhan yang sangat cepat baik dalam artian fisik, ekonomi, maupun sosial budaya.

Keadaan fisik Kota Denpasar dan sekitarnya telah sedemikian maju serta pula kehidupan masyarakatnya telah banyak menunjukkan ciri-ciri dan sifat perkotaan. Denpasar menjadi pusat pemerintahan, pusat perdagangan, pusat pendidikan, pusat industri dan pusat pariwisata yang terdiri dari 4 Kecamatan, yaitu Kecamatan Denpasar Barat, Denpasar Timur, Denpasar Selatan dan Denpasar Utara.

Melihat perkembangan Kota Administratif Denpasar ini dari berbagai sektor sangat pesat, maka tidak mungkin hanya ditangani oleh Pemerintah yang berstatus Kota Administratif. Oleh karena itu sudah waktunya dibentuk pemerintahan kota yang mempunyai wewenang otonomi untuk mengatur dan mengurus daerah perkotaan sehingga permasalahan kota dapat ditangani lebih cepat dan tepat serta pelayanan pada masyarakat perkotaan semakin cepat.


Proses Pembentukan Kota Denpasar

Seperti halnya dengan kota-kota lainnya di Indonesia, Kota Denpasar merupakan Ibukota Propinsi mengalami pertumbuhan dan perkembangan penduduk serta lajunya pembangunan di segala bidang terus meningkat, memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap kota itu sendiri. 

Demikian pula dengan Kota Denpasar yang merupakan Ibukota Kabupaten Daerah Tingkat II Badung dan sekaligus juga merupakan Ibukota Propinsi Daerah Tingkat I Bali mengalami pertumbuhan demikian pesatnya. Pertumbuhan penduduknya rata-rata 4,05% per tahun dan dibarengi pula lajunya pertumbuhan pembangunan di berbagai sektor, sehingga memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap Kota Denpasar, yang akhirnya menimbulkan berbagai permasalahan perkotaan yang harus diselesaikan dan diatasi oleh Pemerintah Kota Administratif, baik dalam memenuhi kebutuhan maupun tuntutan masyarakat perkotaan yang demikian terus meningkat.

Berdasarkan kondisi obyektif dan berbagai pertimbangan antara Tingkat I dan Tingkat II Badung telah dicapai kesepakatan untuk meningkatkan status Kota Administratif Denpasar menjadi Kota Denpasar. Dan akhirnya pada tanggal 15 Januari 1992, Undang-undang Nomor 1 Tahun 1992 tentang Pembentukan Kota Denpasar lahir dan telah diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri pada tanggal 27 Pebruari 1992 sehingga merupakan babak baru bagi penyelenggaraan Pemerintahan di Daerah Tingkat I Bali, Kabupaten Daerah Tingkat II Badung dan juga bagi Kota Denpasar.

Bagi Propinsi Daerah Tingkat I Bali adalah merupakan pengembangan yang dulunya 8 Daerah Tingkat II sekarang menjadi 9 Daerah Tingkat II. Sedangkan bagi Kabupaten Badung kehilangan sebagian wilayah serta potensi yang terkandung didalamnya.

Bagi Kota Denpasar yang merupakan babak baru dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan yang walaupun merupakan Daerah Tingkat II yang terbungsu di wilayah Propinsi Daerah Tingkat I Bali.


Catatan :

Jumlah penduduk Kota Denpasar   613.000 jiwa tersebar di empat kecamatan:
1. Kecamatan Denpasar Utara 158.000 jiwa
2. Kecamatan Denpasar Barat 169.000 jiwa
3. Kecamatan Denpasar Timur 128.000 jiwa
4. Kecamatan Denpasar Selatan 158.000 jiwa

Sumber :
http://www.denpasarkota.go.id/


Catatan:

Luas dan Batas Wilayah

Secara geografis Kota Denpasar terletak antara 08o35'31'' - 08o44'49'' Lintang Selatan dan 115o10'23'' - 115o16'27'' Bujur Timur dengan luas wilayah 127,78 km2.


Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk Kota Denpasar berdasarkan data dari Badan Pusat statistik pada tahun 2002 secara administratif adalah sebanyak 561.814 jiwa. Sedangkan di wilayah dengan kepadatan penduduk > 5000 jiwa/km2 sebesar 303.999 jiwa. Pertumbuhan penduduk rata-rata 4,05% per tahun.


Sarana dan Prasarana

Sarana fasilitas umum kota Denpasar meliputi:

Ruang Hijau Terbuka Jumlah taman kota : 100 taman kota
Luas taman kota : 133.513 ha
Luas jalur hijau jalan : 5.153,82 ha
Luas jalur hijau sungai : 5,302 ha
Jumlah hutan kota : 1 hutan kota
Luas hutan kota : 137,50 ha


Jalan yang terdiri dari Arteri/Utama, Kolektor/Penghubung dan Lokal/Lingkungan dengan panjang: Jalan arteri/utama : 45,87 km
Kolektor/penghubung : 27,42 km
Lokal/lingkungan : 437,487 km

Sumber :
http://www.menlh.go.id/adipura/peserta.php?detail=1&id=43

Tidak ada komentar:

Posting Komentar